English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 11 April 2011

Jelajah Madura


Toronah (Turun) dari Pelabuhan Kamal, pandangan kita akan tertuju pada gerbang yang bertuliskan selamat datang di Pulau Madura. Yup… Madura (sebuah pulau di sebelah timur laut kota Surabaya ini cukup fantastic) tidak hanya kultur masyarakatnya yang keras, namun dengan daratan tandus, membuat pulau ini cukup special.
Jangan tanyakan ada apa saja di madura, sebab anda pasti tahu!! Yup Clurit senjata khas madura yang satu ini selalu dikaitkan dengan carok. Nggak perlu heran bila orang madura selalu membawa clurit kemanapun mereka pergi. Selain buat jaga diri, alat ini juga mereka gunakan untuk mencari rumput.


songkem.jpg

Bersama rekan-rekan, mobil yang satu tumpangi meluncur dari bangkalan – tanah merah belgia (blega) – Sampang. StarOne bernomor 031 ternyata coveragenya sampai belgia. Wah hebat..ya, padahal flexi saja hanya sampai Tanah Merah. Perut terasa lapar, sejenak melepaskan lelah sambil mencari makan. Pandangan kemudian tertuju ke sebuah rumah makan ayam songkem. Meski banyak resto di kota Sampang, namun saya memilih makan ayam songkem. Jujur saja, pilihan saya ini karena tayangan nikmatnya dunia. Masih ingat betul, Fauzi Baadillah presenter bilang Nikmatnya Dunia bilang ajib-ajib€ saat menyantap ayam songkem. Padahal, saat saya menyantapnya sendiri, rasanya tidak terlalu ajib.
Biasa aja, Penasaran? Ayam songkem(sungkem) memang bentuknya seperti ayam goreng yang sedang sungkem, dilihat dari rasanya, ayam ini rebus terlebih dahulu, kemudian di asap. Sehingga dagingnya terasa lunak. Aroma daun semakin terasa karena saat proses pengasapan, ayam ini bungkus daun pisang. Bener-bener deh, acara kuliner di TV itu ibarat racun. Rasanya biasa-biasa tapi kenapa dibilang istimewa. HUH.
Perjalanan dilanjutkan, mobil yang saya tumpangi meluncur menuju Sumenep. Kota ini cukup tua, bahkan sebelum Majapahit berdiri, Sumenep sudah berdiri, Sejarah bahkan mencatat, saat itu Arya Wiraraja (Adipati Sumenep) pernah membantu Raden Wijaya (pendiri Majapahit) untuk mendapat sejengkal tanah di desa tarik. Karena sungkan dengan Arya Wiraraja, Raja Kediri kala itu akhirnya memenuhi permintaan Wiraraja.Cerita tentang kerajaan sumenep agaknya tidak akan pernah habis, sebab sejak jaman dulu, sumenep sudah memiliki mata uang
Gambar belakang Mata Uang: Terdapat lambang Kerajaan Spanyol  yang dikelilingi motif titik-titik dan angka tahun 1730.
Memasuki kota Sumenep, terasa sangat berbeda dengan kota madura lainnya. Logat bahasa, tutur bahasa dan cara berpakaian sangat jauh berbeda dengan masyarakat Madura pada umumnya. Entah karena ada darah ningrat atau apa?yang pasti logat mereka sama seperti logat jawa (kromo inggil) santun. Cara berpakaian mereka juga jauh dibanding dengan daerah lain. Sinyal di Pulau garam ini cukup stabil, mulai dari bangkalan hingga sumenep, Simcard XL juga tidak ada masalah, namun yang aneh simPATI dan Indosat milik rekan lain justru susah dapet sinyal.Kalo Telkomsel, mungkin kadang dapet kadang hilang. Warga sekitar desa kecer mengaku hampir seluruh warga desanya menggunakan XL(Jempol dan Jimat). Pengen Naik angkot? Jangan harap anda bisa menemukannya di sumenep/ Madura. Sebab angkutan umum dipulau di berupa mobil bak terbuka yang biasanya digunakan untuk mengangkut sapi, sembako dan komoditas lainnya.
pelabuhan-kalianget.jpg
Perjalanan dilanjutkan ke pelabuhan kalianget. Tujuannya wisata bahari untuk menyebrang ke pulau talango. Sebuah pulau kecil di sebelah tenggara kota sumenep.Untuk bisa sampai ke talango kita harus merogoh kocek Rp.500,-Semua operator mendapatkan sinyal yang cukup, termasuk Flexi, yang sengaja saya combo on sumenep. Ada sebuah perjanjian tak terlulis, bahwa jika berkunjung ke pulau talango, kita harus menyempatkan diri ziarah ke makam Sayyid Yusuf.
Data dari info sumenep menyebutkan, Asta ini terletak di Ke camatan Talango suatu kepulauan + 11 km ke arah timur dari kota Su menep dan menyebe rang dari Kecamatan Kalianget + 10 menit. Sayyid Yusuf adalah seorang ulama yang berasal dari Arab yang ke tika itu secara gaib jenazahnya terapung diliputi sinar melintas di depan perahu Sultan Abdurrahman yang akan melakukan perjalanan ke pulau Bali. Kemudian diharibaanya jatuh daun sokon/sukun yang bertuliskan dengan jelas nama jenazah tersebut yaitu Sayyid Yusuf dari Mekkah. Sultan Abdurrahman berniat menguburkan janazah tersebut secara wajar dari pulau Bali.
Asta ini banyak dikunjungi peziarah dari Jawa Timur dan Jawa Barat, kerena konon permohonan/doa mereka ditempat ini banyak dikabulkan oleh Allah SWT. Di sebelah utara Asta Sayyid Yusuf terdapat pohon Nangger yang sangat besar seperti memayungi kuburan terse but. Pohon Nangger ini berasal dari tongkat Sultan Abdurrahman yang ditancapkan setelah menguburkan jenazah Sayyid Yusuf.

http://ardietna.wordpress.com/2007/07/25/jelajah-madura/

0 komentar:

Posting Komentar

Jalan Ninja © 2008 Template by:
SkinCorner